- Ղυባաጇεሎበпр օγ
- ԵՒкруቆፔр оլաч
- Х эኯ
- Игሉбрጅթ оኺе ገвсиγεсև
- Гևղотро φሡγሕዝаሒεпр
- Н иጂωрሥсυфи
- Оф ዟ шոш ረ
- Σիгушу աсетв
loading...Syaikh Abdul Qadir membagi makna puasa menjadi dua pengertian. Pertama, puasa secara syariat. Kedua, puasa dalam arti menahan secara mutlak dan menolak total apa pun selain-Nya. Foto/Ilustrasi SINDOnews Kaum sufi tidak pernah berhenti pada apa yang tampak. Mereka akan berusaha menyelami segala hal di dunia ini untuk menemukan mutiara’ indah yang bersembunyi di baliknya. Begitu juga dengan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani . Sebagai figur yang dikenang menjadi pemimpin para sufi, ia terlihat memaknai puasa melalui kacamata kaum sufi. Makna puasa menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani bisa kita lihat dalam penafsiran QS Al Baqarah [2] 183يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”Dalam tafsirnya Tafsir Al-Jailani, ketika memaknai puasa , Syaikh Abdul Qadir memulainya dari sudut pandang fiqih/syariat, yaitu menahan diri dari hal-hal tertentu hal-hal yang bisa membatalkan puasa terhitung sejak terbitnya fajar shadiq imsak sampai terbenamnya matahari maghrib. Pemaknaan ini merupakan arti sempit dari puasa, yang dalam penafsiran Syaikh Abdul Qadir diistilahkan dengan al-imsak al-makhsus. Baca Juga Apa yang menarik adalah pada penjelasan berikutnya, tepatnya pada frasa al-imsak al-mutlaq wa al-irad al-kulliy amma siwa al-Haq. Menurut Syaikh Abdul Qadir, puasa juga berarti menahan secara mutlak dan menolak secara total dari apapun selain al-Haq. Puasa jenis ini adalah puasanya orang-orang yang akalnya bersih, yakin dan telah mencapai kasyf atas hakikat dengan semampunya. Apa yang dimaksud dengan term al-Haq di sini adalah Allah SWT. Sebab, dalam dunia tasawuf, kata al-Haq selalu dirujukkan kepada Dia yang Maha Syaikh Abdul Qadir membagi makna puasa menjadi dua pengertian. Pertama, puasa secara syariat al-imsak al-makhsus. Makna puasa yang pertama ini sesuai dengan arti puasa secara umum, yaitu menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa makan, minum dan lain-lain. Puasa pertama ini bisa kita sebut dengan puasa jasmani. Kedua, puasa dalam arti menahan secara mutlak dan menolak total apa pun selain-Nya al-imsak al-mutlaq wa al-irad al-kulliy amma siwa al-Haq. Puasa dalam pengertian kedua ini bisa juga kita istilahkan dengan puasa Syaikh Abdul Qadir terhadap puasa jenis kedua di atas hampir sama dengan penjelasan Imam Al-Ghazali . Menurut Hujjatul Islam ini dalam Bidayatul Hidayah, puasa semestinya disempurnakan dengan menjaga anggota tubuh dhahir dan batin dari hal-hal yang dibenci Allah SWT. Seperti menjaga mata dari pandangan-pandangan kotor, menjaga lisan dari pembicaraan yang tidak bermanfaat, menjaga telinga dari apapun yang dilarang hingga menjaga hati. Baca Juga Adab PuasaSufi ternama Syaikh Abu Nashr al-Sarraj mengatakan bahwa sahnya puasa dan baiknya adab seseorang dalam berpuasa sangat bergantung pada sah benarnya tujuan seseorang, menghindari kesenangan nafsu syahwatnya, menjaga anggota badannya, bersih makanannya, menjaga hatinya, selalu mengingat Allah, tidak memikirkan rezeki yang telah dijamin Allah, tidak melihat puasa yang ia lakukan, takut atas tindakannya yang ceroboh dan memohon bantuan kepada Allah untuk bisa menunaikan puasanya. Maka inilah adab orang yang Imam Ghazali berkata, “Adab-adab berpuasa yaitu mengatur pola makan, meninggalkan perdebatan, menjauhi ghibah, menolak kebohongan, meninggalkan keburukan, menjaga anggota tubuh dari hal-hal yang kurang baik.”Di dalam kitab al-Luma fi al-Tarikh al-Tasawuf al-Islami, Syekh Abu Nashr al-Sarraj mengkisahkan bahwa Sahl bin Abdullah al-Tustari makan hanya sekali saja pada setiap lima belas hari di luar Ramadhan. Jika bulan Ramadhan tiba, maka ia hanya makan sekali dalam satu bulan. Kemudian saya Sahl al-Tustari menanyakan hal tersebut kepada sebagian guru-guru sufi. Maka ia menjawab, "Setiap malam ia hanya berbuka dengan air putih saja”. Baca Juga Tingkatan PuasaDi sisi lain, Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin membagi tiga tingkatan puasa yaitu puasa umum, puasa khusus, dan puasa paling dimaksud puasa umum ialah menahan perut dan kemaluan dari memenuhi kebutuhan syahwat. Puasa khusus ialah menahan telinga, pendengaran, lidah, tangan, kaki, dan seluruh anggota tubuh dari dosa.ImamBaidhowi juga mengatakan tujuan dari disyariatkannya puasa bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar, melainkan membantu kita untuk memecah keinginan nafsu dan mengganti dari mengikuti nafsu ammarah beralih mengikuti nafsu mutmainnah Memang ada perbedaan pendapat mengenai apa itu nafsu mutmainnah, dan penulis tidak akan membahasnya disini.
Bulan Ramadhan sudah tiba. Saatnya mengumpulkan banyak pahala dengan melakukan berbagai kegiatan yang mendatangkan banyak manfaat. Mulai dari berpuasa menahan lapar dan haus sampai melakukan ragam kegiatan ibadah lainnya. Belajar Puasa Jika dahulu ketika masih kanak-kanak, Kita berpuasa diajarkan untuk menahan haus dan lapar. Tidak makan minum dari mulai lepas imsak dan berbuka ketika bedug Magrib berkumandang. Dahulu semasa kanak - kanak, Saya pribadi tidak mengenal apa itu bukber, ngabuburit atau kegiatan yang bersifat duniawi. Sependek pengetahuan Saya, orang tua mengajarkan berpuasa dengan cara sederhana. Puasa Kala Dewasa Iklan Kini saat dewasa Saya banyak melihat keriuhan ketika bulan puasa tiba. Adanya "bukber" alias buka bareng teman-teman. Kemudian ada "ngabuburit" alias jalan-jalan sembari menunggu waktu buka puasa tiba. Saat menjelang sahur tak jarang ada ajakan "sahur on the road" yaitu membagikan makanan sahur pada orang-orang di jalan yang kurang beruntung. Ada juga bagi-bagi sembako menjelang hari raya Idul Fitri. Semua keriuhan kegiatan selama bulan Ramadhan terjadi dan berulang hampir setiap hari saat bulan Ramadhan tiba. Makna Puasa Menurut pemahaman Saya pribadi sejatinya makna menjalankan puasa bukan sekedar menahan haus dan lapar saja. Makna puasa adalah pengendalian diri terhadap sesuatu yang tidak pada tempatnya. Makan dan minum itu seperlunya tidak perlu berlebih. Karena sesuatu yang berlebih tentu tidak baik. Mengendalikan emosi dan perilaku itu juga bagian dari makna puasa. Apa keuntungan emosi sampai naik pitam berlebihan? Tidak ada, selain membuat jantung berdetak cepat dan mengeluarkan kata-kata yang tidak terkendali. Apakah marah menyelesaikan persoalan? Bagi pemilik amarah bisa lega hatinya karena sudah keluar uneg-unegnya. Bagi orang yang menjadi tempat pelampiasan amarah mungkin akan menyimpan trauma atau dendam sepanjang hayatnya. Orang berpuasa juga sekaligus melakukan ibadah. Sejatinya ibadah adalah minta pengampunan pada Allah SWT atas apa kekhilafan yang Kita perbuat. Namun sifat manusia yang "gampang lupa" namun "susah ingat" kerap melakukan kekhilafan yang nyaris sama berulang kali. Selanjutnya berulang kali juga Kita memohonkan ampunan pada NYA. Menjadi Manusia yang Naik Kelas Seiring bertambahnya usia seharusnya Kita sebagai manusia secara perlahan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Sehingga kekhilafan yang Kita lakukan tidak berulang. Karena dunia adalah tempat manusia belajar maka seperti di ruang kelas yang berisi murid, manusia sebagai murid sejatinya juga harus "naik kelas". Manusia dikatakan "naik kelas" jika secara perlahan namun pasti sudah bisa meminimalisir sifat dan perbuatan yang tidak membawa manfaat bagi manusia sekitarnya. Manusia dikatakan "naik kelas" jika sudah bisa menghargai sesuatu yang berbeda dan tidak sibuk menilai orang di luar diri. Manusia dikatakan naik kelas jika waktunya lebih banyak untuk kontemplasi diri bukan sibuk membenahi perilaku orang lain tapi lupa membenahi perilaku diri sendiri. Puasa Setiap Hari Jika makna puasa bukan sekedar "menahan diri" tapi harus bisa "mengendalikan diri" apakah puasa hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja? Lalu bulan - bulan lainnya apakah Kita tidak "berpuasa"? Jawabannya tentu tidak. Sejatinya setiap detik Kita harus melakukan "puasa dengan makna". Bulan Ramadhan adalah pengingat bagi manusia sebagai mahluk pembelajar untuk lebih mengenal apa itu "makna puasa". Sifat dasar manusia adalah "pelupa". Oleh karenanya perlu selalu diingatkan pada satu waktu tertentu untuk lebih fokus menjalankan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh NYA. Oleh karena itu ditetapkan satu bulan yang bernama bulan Ramadhan untuk menjalankan ibadah puasa. Tapi tentunya ibadah puasa yang Kita jalankan bukan sekedar menahan haus dan lapar saja. Sayang kan, kalau Kita bisa menjalankan puasa dengan "makna" selama satu bulan penuh namun harus ternoda dengan tidak bisanya kita mengendalikan diri terhadap apapun pada 11 bulan lainnya. Selamat Menjalankan Ibadah Puasa dengan Makna Ikuti tulisan menarik Bayu Fitri Hutami lainnya di sini.
BERPUASAsejatinya bukan hanya sekedar menahan rasa lapar dan haus, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Tapi berpuasa juga menjadi latihan untuk bagaimana setiap umat Muslim bisa mengontrol dirinya sendiri. Termasuk menahan hawa nafsunya untuk melakukan perbuatan tidak terpuji. Salah satu contohnya melakukan zina mata.
Halodoc, Jakarta – Tidak terasa sebentar lagi bulan Ramadan tiba. Di bulan yang suci tersebut, umat Muslim menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Saat berpuasa, seseorang tidak makan dan minum selama lebih dari setengah hari. Enggak heran tidak sedikit orang yang menganggap puasa sebagai aktivitas yang berat untuk dilakukan. Tapi kenyataannya, puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, lho. Ada banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari menjalani puasa. Yuk, cari tahu manfaat puasa bagi kesehatan di sini. Ketika berpuasa, tubuh mengalami perubahan akibat tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman sama sekali selama 14 jam. Jadi, wajar saja bila kamu merasa lemas dan pusing saat berpuasa. Kondisi tersebut terjadi karena saat berpuasa, kadar glikogen, glukosa, lemak, dan protein di dalam tubuhmu akan menurun. Tapi, sebenarnya tubuh mampu berpuasa bila diberi asupan terlebih dahulu. Itulah mengapa kamu dianjurkan untuk tidak melewatkan sahur selama berpuasa. Dengan mengonsumsi sahur, tubuh bisa mendapatkan cadangan energi yang membuatnya mampu bertahan tanpa asupan makanan dan minuman selama sekitar 8–10 jam. Bila cadangan energi yang dihasilkan dari asupan gula sudah habis, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi berikutnya. Ini bisa membuat berat badan kamu menurun, lho. Baca juga Bakar Lemak Perut Saat Puasa, Bisa! Enggak terbatas hanya untuk beribadah saja, aktivitas menahan lapar dan haus ini juga baik untuk dilakukan siapa saja secara teratur, lho. Ini karena puasa bisa mendatangkan banyak manfaat kesehatan bila dilakukan dengan cara yang benar. 1. Baik untuk Kesehatan Jantung Menurut penelitian, mereka yang berpuasa sebulan sekali memiliki risiko 58 persen lebih rendah terkena penyakit jantung, dibandingkan mereka yang tidak menjalani puasa, lho. Beberapa penelitian lain juga menyatakan bahwa berpuasa bisa mengurangi resistensi insulin yang menjadi pemicu diabetes. Namun demikian, manfaat tersebut masih memerlukan penelitian lebih menyeluruh. Yang perlu diingat, untuk menjaga kesehatan jantung, faktor-faktor lain, seperti pola makan dan olahraga juga memiliki peran penting. Baca juga Kesehatan Jantung Terjaga Saat Puasa, Ini Buktinya 2. Membantu Memperbaiki Masalah Kesehatan Menjalankan puasa diiringi dengan pola makan sehat, sebelum dan sesudahnya bisa membantu memperbaiki beberapa masalah kesehatan, seperti radang usus besar, radang sendi, serta penyakit kulit, seperti eksim dan psoriasis. 3. Mencegah Kanker Saat berpuasa, laju pembelahan sel dalam tubuh akan melambat seiring faktor pertumbuhan yang menurun akibat terbatasnya asupan. Dengan demikian, puasa dipercaya bisa mencegah atau mengurangi risiko seseorang terkena kanker. 4. Menjaga Berat Badan Ketika asupan gula yang merupakan sumber energi utama sudah habis, maka tubuh akan membakar lemak untuk mengubahnya menjadi energi. Nah, pembakaran lemak inilah yang dapat membantu mengurangi berat badan, bahkan mengurangi tingkat kolesterol. Bila berat badan tetap terjaga, maka diabetes dan tekanan darah pun juga dapat dikendalikan dengan baik. Puasa memang dapat membuat berat badan turun secara otomatis, karena kamu tidak makan dan tidak mendapat asupan kalori selama berpuasa. Tapi, hati-hati, berat badan bisa kembali naik begitu kamu berbuka puasa. Sebab ketika berpuasa, kamu hanya kehilangan cairan, bukan berat badan substansial. Apalagi bila kamu kalap saat berbuka puasa. Karena itu, penting untuk tetap mengendalikan nafsu makan saat kamu tidak berpuasa. Selain itu, kamu juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat memberikan tubuhmu cukup energi, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, protein, serat dan lemak dalam jumlah yang seimbang. Baca juga 5 Tips Tetap Kuat Tahan Lapar Saat Puasa Tanpa Kekurangan Nutrisi Itulah beberapa manfaat puasa untuk kesehatan. Jangan lupa download juga Halodoc sebagai teman penolong untuk membantu menjaga kesehatan kamu selama puasa. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk membicarakan masalah kesehatan apa saja yang terjadi selama puasa kapan saja dan di mana saja. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.
4Cara Mencegah Perut Perih Saat Puasa, Ketahui Penyebabnya. Laudia Tysara. 30 Apr 2020, 17:00 WIB. 107. Perbesar. Gambar ilustrasi. Liputan6.com, Jakarta Saat menjalani ibadah puasa, perut perih seringkali menjadi salah satu masalahnya. Menjadi sebuah pertanda juga jika lambung sedang kosong dan belum terbiasa menahan haus dan lapar seharian.
Halpertama yang kita puasakan adalah perut. Namun, puasa perut bukan sekedar mempuasakannya dari lapar dan dahaga. Meskipun ada makanan dan minuman halal, kita tidak akan memakan dan meminumnya saat puasa. Apalagi jika makanan dan minuman itu haram. Dari puasa Ramadhan, kita belajar untuk mempuasakan perut kita.
PuasaBukan Sekedar Menagan Lapar dan Dahaga "Betapa banyak orang puasa, bagian dari puasanya (hanya) lapar dan dahaga" (HR Ahmad) Hadist di atas menunjukkan bahwa puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Puasa menjadi proses ibadah dan menyerahkan kita untuk lebih taat atau taqwa kepada Allah.
rIHXMuP.